Minggu, 04 Juli 2010

Bloggingly


Share/Save/Bookmark

Bloggingly


Menggunakan Media Sosial Sesuai dengan Peruntukannya

Posted: 03 Jul 2010 07:40 PM PDT

Social Media Chart

Image: Social Media Participation Chart is courtesy of oversocialized

Di pertengahan dan akhir tahun lalu, diskusi mengenai “kematian” blog seiring dengan menaiknya penggunaan media sosial -yang berimplikasi tersitanya waktu untuk ngeblog- seperti Facebook, Twitter dan lain-lain kian marak. Hari ini, prediksi tersebut tampak menjadi nyata. Jumlah blogger senior yang aktif dari zaman sebelum blog bahkan populer tampak kian menurun. Mereka tampak lebih gemar menyampaikan ide lewat twitter yang lebih singkat, cepat, ringkas, realtime dan responsif. Saya pribadi menggunakan twitter dan merasakan betapa menyenangkannya media tersebut. Bagaimanapun, saya pribadi lebih memilih untuk aktif di beberapa media sosial yang saya anggap relevan dan menggunakannya untuk tujuan-tujuan yang saya anggap relevan dengan media sosial tersebut.

Berikut ini adalah bagaimana saya memandang beberapa platform media sosial dan bagaimana saya menggunakannya. Perlu diingat bahwa tidak ada yang absolut di ranah web (bahkan tampilan polos Google saja tidak absolut), sehingga bagaimana saya menggunakan media sosial ini bersifat relatif: silahkan adopsi jika anda merasa cocok dan tidak masalah jika berbeda pandangan – silahkan sampaikan pandangan anda. :)

Facebook

facebook iconBerdasarkan diskusi yang sangat menarik via twitter dengan @ikhlasulamal, facebook adalah platform untuk membina hubungan. Facebook adalah platform untuk membina relationship dengan orang-orang yang kita kenal secara langsung di dunia nyata. Saya ulangi: dengan siapa yang kita kenal langsung di dunia nyata. Saya rasa inilah yang mendasari hubungan antar user di Facebook yang membutuhkan approval – untuk menjamin bahwa siapa yang terhubung dengan kita adalah orang-orang yang benar-benar kita kenal dan bukan alay yang meng-add anda karena profile picture anda terlihat kece dan agar jumlah teman di friendlistnya jadi banyak.

Implikasi dari pandangan saya diatas:

  • Pembicaraan saya di facebook lebih pribadi; Dengan jokes-jokes yang konteksnya mungkin hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang mengenal saya secara langsung. Conversationnya lebih personal.
  • Hanya teman-teman yang saya kenal secara langsung yang ada di friendlist saya.
  • Friend request dari orang yang tidak saya kenal secara langsung langsung saya ignore
  • Facebook adalah platform yang saya gunakan untuk menjaga hubungan dengan orang-orang yang saya kenal secara langsung.

Itu konsep dasarnya, pada prakteknya saya juga menggunakan photo application yang saya rasa sangat powerful sebagai default photo sharing saya untuk berbagi foto pada satu event dengan teman-teman saya. Lalu dikarenakan penetrasi facebook yang sangat tinggi dibandingkan twitter, banyak juga orang yang tidak saya kenal secara langsung memilih untuk berhubungan dengan saya via facebook. Untuk keperluan itu, saya membuat facebook page saya sendiri *berasa artis*.

Twitter

twitter iconMasih berdasarkan diskusi yang sangat menarik dengan @ikhlasulamal, twitter berbeda dengan facebook. Jika facebook dikembangkan untuk membina hubungan, twitter dikembangkan untuk melakukan “pembicaraan” atau “conversation”. Hal ini berdampak pada tidak perlunya kita mengumbar data pribadi di twitter: kita tidak perlu bio lengkap, nama asli, atau informasi esensial mengenai social graph kita. Hubungan antar user pun tidak memerlukan approval dan cukup di dasarkan hubungan “follow” dimana orang yang difollow tidak perlu memfollow balik jika dia rasa tidak perlu. Seperti obrolan ringan di angkot atau kedai kopi favorit anda: anda tidak perlu tahu siapa yang berbicara, apa latar belakangnya, atau apakah dia lajang atau duda: selama pembicaraannya menarik, lanjutkan saja.

Implikasi dari pandangan saya diatas:

  • Jika facebook adalah mengenai dengan siapa anda sekolah, twitter adalah mengenai dengan siapa anda ingin bersekolah
  • Pembicaraan di twitter bukan lagi pembicaraan personal
  • Saya tidak menutup “tweet” saya dengan protected tweet. Apa esensinya kalau begitu?
  • Facebook adalah mengenai apa yang saya ingin teman-teman saya ketahui tentang saya; Twitter adalah mengenai apa yang saya ingin dunia ketahui tentang saya. More professional discourse is tweeted in twitter instead in facebook.
  • Twitter app di handphone selalu menyala. Kadang-kadang ada yang menawarkan pekerjaan via direct message. Your twitter username is your social identity.

Blog

wordpress iconOke, jika twitter dan facebook memfasilitasi saya untuk “berbicara” baik kepada dunia dan teman-teman dekat, apalagi gunanya blog? Mengapa masih ngeblog?

Sederhana: karena blog lebih searchable.

Saya belum terlalu update dengan kabar terbaru seputar social search yang dikembangkan Google dan mesin pencari lain, tapi saya yakin kebanyakan orang-orang awam (seperti calon klien, calon partner atau bahkan calon mertua – kecuali kalau calon-calon nya geek pembaca setia DailySocial :p ) tidak akan tahu benda asing bernama social search. Jika mereka cukup tanggap terhadap teknologi, hal paling canggih yang saya asumsikan akan mereka lakukan adalah mengakses Google search / kolom search di Facebook dan mengetikan nama saya disana.

Di halaman pertama pasti terdapat akun facebook saya – namun mereka tidak akan bisa mengakses informasi personal karena privacy setting yang saya gunakan. Akun twitter juga akan nampak, namun tidak terlalu banyak pemikiran saya (yang bercampur dengan conversation – tentunya) yang dapat “ditangkap” melalui medium 140 karakter atau kurang yang jumlahnya berhalaman-halaman itu. Heck, this is why i need blog. Specifically, blogs.

Implikasi dari pandangan diatas, ini yang saya lakukan untuk blog:

  • Membuat blog pribadi dengan alamat namasaya.com (dalam kasus saya, fikrirasyid.com). Mengapa menggunakan nama asli langsung? Pertama agar orang tahu bahwa itu asli, kedua agar tampak baik di ranking Google Search, ketiga karena alamat blog adalah brand saya (itulah mengapa saya menggunakan .com alih-alih ngekos di free blog service).
  • Hal-hal yang saya bahas di blog pribadi adalah hal-hal yang sifatnya merupakan interest saya, namun bermanfaat jika saya share dengan orang awam / publik.
  • Untuk hal-hal yang sifatnya interest utama dan berpotensi menjadi karir, saya lebih pilih membuat satu niche blog lain. Sebenarnya digabung dengan personal blog pun bisa, namun saya lebih pilih membuat niche blog tambahan karena disatu titik tertentu (jika blognya menjadi terkenal dan membutuhkan perhatian ekstra) dapat dilakukan pendelegasian tanpa perlu canggung.

Bagaimana dengan media sosial lain?

Saya tidak terlalu aktif di media sosial lain, tapi saya memiliki akun di media sosial lain karena kebutuhan yang bersifat “musiman” (musiman untuk saya, tentunya – belum tentu musiman untuk anda) yang kerap kali ada:

  • YouTube untuk mempublikasikan video
  • Slideshare untuk mempublikasikan slide presentasi (btw, yang ini a-must-have jika anda seorang professional / guru / pelajar)
  • Scribd untuk mempublikasikan dokumen
  • Google Account untuk webmail client dan collaborative working dengan dokumen
  • Yahoo Account untuk berjaga-jaga dikala gmail bermasalah. Well, saya tidak terlalu aktif di berbagai service Yahoo sih.

Oke, itu tadi bagaimana saya menggunakan media sosial. Bagaimana dengan anda? Bagaimana anda menggunakan media sosial? Silahkan berbagi di kolom komentar :)

Menggunakan Media Sosial Sesuai dengan Peruntukannya dipublikaskan di Bloggingly.com dan anda baru saja membaca RSS-nya yang didistribusikan melalui feedburner dan facebook notes. Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, silahkan klik link "share on facebook" yang berada di bawah tulisan ini untuk menshare-nya ke jaringan perkawanan anda. Ada Pop out yang tiba-tiba keluar? Silahkan tulis pendapat anda atas tulisan ini, lalu klik okay.

Senin, 28 Juni 2010

Bloggingly


Share/Save/Bookmark

Bloggingly


Ulasan WordPress for BlackBerry

Posted: 27 Jun 2010 09:44 PM PDT

WordPress for BlackBerry Application

Jadi ceritanya, beberapa pekan yang lalu akhirnya saya membeli sebuah BlackBerry (gemini) karena kebutuhan untuk membalas email semakin lama semakin tinggi dan membuka netbook lalu mencari hotspot setiap ‘sekedar’ membaca dan membalas email bukanlah pilihan yang bagus. Setelah cukup akrab dengan user interfacenya, saya langsung menginstall berbagai aplikasi yang saya butuhkan dan sebagai pengguna WordPress, aplikasi WordPress for BlackBerry yang baru saja dirilis beberapa bulan yang lalu merupakan aplikasi yang langsung masuk daftar instalasi saya.

Apa dan bagaimana

WordPress for BlackBerry dapat diunduh secara gratis di situs resminya atau langsung saja search melalui  App World. Ukurannya filenya tidak terlalu besar sehingga dengan koneksi EDGE / GPRS BlackBerry internet service Telkomsel yang saya gunakan pun proses pengunduhan dapat dilakukan dengan waktu yang tidak terlalu lama. Setelah mendownload, install dan registrasi WordPress based blog (bisa wordpress.org based atau yang di host di wordpress.com – it doesn’t matter. bahkan bisa registrasi wordpress.com juga) yang anda kelola.

Setelah meregistrasi situs yang akan dikelola, anda tidak butuh untuk login setiap kali mengkakses blog anda via WordPress for BlackBerry. Cukup buka aplikasi, and there it goes.

Yang dapat anda lakukan

WordPress for BlackBerry Application

Aplikasi ini dapat melakukan berbagai hal dasar dan esensial yang dapat anda lakukan di dashboard WordPress. Menulis post dan page (hingga menambahkan lokasi, custom field, dll), mengatur options standar, mengelola phone media, dan yang terpenting adalah… membalas komentar (menyetujui dan membalas komentar sangat mengkonsumsi waktu, terutama jika cukup banyak orang yang berkomentar). Saya sangat-sangat terbantu sekali dengan fitur komentar ini. Jadi tiap kali ada waktu senggang yang belum ada kegiatan berikutnya, saya bisa menjawab komentar teman-teman :D

Anyway, aplikasi ini juga mampu mengakses plugin-plugin tertentu seperti WordPress.com stat. Hm, saya jadi penasaran (belum sempat mencoba) apakah custom post_type WordPress 3.0 yang terakses di dashboard dapat diakses melalui aplikasi ini juga.

Yang tidak dapat anda lakukan

Cukup banyak konfigurasi yang detail seperti pengaturan komentar, pembaca, edit plugin / theme tidak bisa dilakukan via WordPress for BlackBerry ini. Performanya untuk meresize photo juga belum terlalu memuaskan sih.  Loading bar imagenya juga masih terlihat kasar. Bagaimanapun, untuk hal-hal dasar sudah sangat oke  :D

Pendapat saya secara keseluruhan

Aplikasi ini sangat-sangat membantu, secara kebutuhan saya untuk blogging secara mobile baru sampai tahap “membalas komentar” secara mobile. Saya belum sampai tahap mobile blogging sekali karena untuk ide-ide pendek saat ini masih tersalurkan via twitter. Bagaimanapun, saya sempat mencoba menulis post dan mempublikasikannya melalui aplikasi ini dan hasilnya cukup oke (meskipun tidak bisa rich formatting).

Anda sudah menjajal WordPress for BlackBerry? Apa pendapat anda? :)

Ulasan WordPress for BlackBerry dipublikaskan di Bloggingly.com dan anda baru saja membaca RSS-nya yang didistribusikan melalui feedburner dan facebook notes. Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, silahkan klik link "share on facebook" yang berada di bawah tulisan ini untuk menshare-nya ke jaringan perkawanan anda. Ada Pop out yang tiba-tiba keluar? Silahkan tulis pendapat anda atas tulisan ini, lalu klik okay.

Minggu, 02 Mei 2010

Bloggingly


Share/Save/Bookmark

Bloggingly


Menelaah Trend Lifestreaming

Posted: 02 May 2010 11:05 AM PDT

Image credit @toponereport.com

Seorang netizen bisa jadi menulis blog di WordPress, membuat tumbleblog berisi catatan-catatan kecil/foto di posterous, dan bercengkrama secara realtime di twitter. Di waktu senggangnya, ia juga mengunggah slide presentasi dari catatan kuliah / konsep-konsep tempat kerjanya di slideshare, mengunggah foto kesehariannya di flickr dan menyimpan artikel-artikel keren yang ditemukannya di delicious.

Konten yang diunggah ke web oleh netizen menyebar di penjuru-penjuru layanan web karena keterbatasan satu layanan web yang hanya menggarap satu bidang tertentu. Bagaimana dengan menyatukan / mengagregasikan kesemuanya menjadi satu? Manifestasi akan kebutuhan inilah yang kemudian akan dikenal sebagai lifestreaming.

Apa itu Lifestreaming?

Secara harafiah, lifestreaming tersusun dari dua kata:

life = kehidupan

streaming = aliran

lifestreaming = aliran yang berisi kehidupan

Secara lebih spesifik, seperti yang dikutip oleh ReadWriteWeb dari Paul McFedries di WordSpy (The Word Lover’s guide to new words), lifestreaming didefinisikan sebagai:

An online record of a person’s daily activities, either via direct video feed or via aggregating the person’s online content such as blog posts, social network updates, and online photos.

Rekaman daring aktifitas keseharian seseorang, baik melalui pengumpan video langsung atau mengagregasikan konten online seseorang seperti blog post, status jejaring sosial atau foto online.

Sementara itu, Lifestreaming didefinisikan di wikipedia sebagai:

a time-ordered stream of documents that functions as a diary of your electronic life; every document you create and every document other people send you is stored in your lifestream.

Lifestreams are also referred to as social activity streams or social streams.

Aliran dokumen yang disusun berdasarkan kronologis waktu yang berfungsi sebagai buku harian dari aktifitas elektronik dari setiap dokumen yang anda ciptakan dan setiap dokumen yang orang lain kirim untuk anda untuk disimpan di lifestream anda.

Lifestream juga mengacu kepada aliran aktifitas sosial atau aliran sosial.

Dari dua definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa Lifestreaming setidaknya mengacu kepada dua hal:

  1. Pada skala kecil, lifestreaming mengacu kepada catatan (log) aktifitas keseharian yang dipublikasikan secara online
  2. Pada skala yang lebih besar, lifestreaming mengacu kepada pengagregasian (agregasi, sederhananya, bermakna mengumpulkan konten dari berbagai sumber) konten seorang user (dapat berupa blog post, tweet, foto, video, dokumen, slide, dll) yang tersebar di berbagai media sosial kedalam satu stream.

Mengapa lifestreaming?

Saya pribadi tidak pernah terlalu memperhatikan mengenai lifestreaming-thing ini hingga saya menyaksikan episode ke-10 dari NotSoGeeky yang menginterview Steve Rubel, Director of Insight for Edelman Digital. Dalam Interview tersebut Steve mengungkapkan bahwa blogger kini lebih sedikit ngeblog dan lebih banyak mempublikasikan konten dalam bentuk stream – entah dalam bentuk lifestream kecil (sekedar update status di stream twitter / facebook) atau dalam stream besar (aktif di berbagai media sosial yang kemudian diagregasikan ke satu “stream utama” seperti stream facebook yang dapat mengimport konten dari RSS atau layanan media sosial lainnya.)

Beberapa tahun lalu, saat blog masih satu-satunya media untuk mengekspresikan diri secara online, berbondong-bondong orang membuat blog – yang bermakna, IMO, blogging itu sendiri merupakan lifestreaming. Sekarang masyarakat memiliki lebih banyak opsi dalam lifestreaming: melalui microblog, tumbleblog, berbagai media sosial, atau aktif di berbagai media sosial dan lalu diagregasi di “lifestream utama”.

Bagaimana cara membuat lifestreaming?

Seperti yang sudah saya ungkapkan diatas, jika berbicara dalam level konsep, blogging itu sendiri sebenarnya merupakan lifestreaming (stream dengan satuan informasi yang besar dan lebih jarang). Status update di berbagai jejaring sosial juga merupakan lifestream (stream dengan satuan informasi yang pendek dan lebih deras). Jadi jika secara aktif meng-update status atau ngetweet, you already have your own lifestreaming (dalam skala kecil). Tapi jika yang anda cari adalah lifestreaming dalam skala yang lebih besar (mengagregasikan berbagai konten sosial media anda), anda bisa mengikuti berbagai tips ini:

Mengoptimalkan facebook. Setiap media sosial saat ini umumnya sudah memiliki fitur “import to facebook”. Saya menggunakan fitur ini untuk tumblr dan blogpost (menggunakan facebook notes) saya. Setiap kali saya mempublikasikan konten di blog / tumblr, konten tersebut secara otomatis diagregasikan ke facebook.

Menggunakan layanan media sosial lifestreaming alternatif. Terdapat berbagai layanan web yang memfokuskan diri untuk mengagregasi konten personal berbagai media sosial. Let’s say Friendfeed, Soup, dll. Untuk lebih jelas mengenai hal ini, anda bisa membaca post 5 layanan lifestreaming alternatif yang ditulis Fandy di bloggingly.

Jika anda menginginkan kontrol penuh atas lifestream anda, anda bisa menggunakan lifestreaming CMS yang di host di server anda. Salah satu contohnya adalah sweetcron yang pernah diulas di bloggingly. See sweetcron in action di lifestreamnya Chris Coyier (CSS-Tricks.com) dan Neofreko (NavinoT.com). Jika anda tertarik untuk menggunakan Sweetcron, Chris Coyier sudah menulis tutorial mengenai pemanfaatan Sweetcron di Nettuts.

Sekarang, apa yang anda pikirkan mengenai Lifestreaming? Apakah ada yang saya lewatkan? Silahkan berbagi pemikiran anda melalui kolom komentar :)

Menelaah Trend Lifestreaming dipublikaskan di Bloggingly.com dan anda baru saja membaca RSS-nya yang didistribusikan melalui feedburner dan facebook notes. Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, silahkan klik link "share on facebook" yang berada di bawah tulisan ini untuk menshare-nya ke jaringan perkawanan anda. Ada Pop out yang tiba-tiba keluar? Silahkan tulis pendapat anda atas tulisan ini, lalu klik okay.

Sabtu, 01 Mei 2010


Share/Save/Bookmark

Confirm your feed


Share/Save/Bookmark
Feed My Inbox - Confirm your feed

Greetings,

You have chosen to receive email updates from the following sites and/or feeds:

Berbagi Pengalaman

To CONFIRM your subscription, please click the link below:

Confirm Subscription
To cancel your subscription, please click the link below:

Uhh no thanks!
To create an account and manage your sites, click the link below:

Create Account
2 Quick Tips
1. Add updates@feedmyinbox.com to your address book, so that future emails from us don't end up in your spam filter.
2. Once confirmed, you can expect to receive your first update in 24 hours or so if the feed has any entries.
QUESTIONS? Feed My Inbox
If you have any, simply reply to this email for help.
Your friends at,
FeedMyInbox.com
help@FeedMyInbox.com